Sukses

Menko Luhut Curhat Sempat Diremehkan Tak Mampu Tangani Pandemi Covid-19, Tapi Akhirnya Berhasil

Menko Luhut menyebut awalnya banyak orang yang memandang dia tak bisa mengendalikan Covid-19. Padahal, ketua tim penanganan pandemi Jawa-Bali ini berpegang pada kemampuan manajerialnya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kisahnya dalam menangani pandemi Covid-19 di Indonesia. Mulai dari mengeluarkan kebijakan awal hingga akhirnya pemerintah menyatakan pandemi jauh lebih rendah.

Menko Luhut menyebut awalnya banyak orang yang memandang dia tak bisa mengendalikan Covid-19. Padahal, ketua tim penanganan pandemi Jawa-Bali ini berpegang pada kemampuan manajerialnya.

"Saya masih ingat sebagian orang mengkritik kita, khususnya ke saya, kalau saya enggak berpengalaman tangani pandemi Covid-19 karena saya bukan seorang epidemiolog, saya bukan epidemiolog," kata dia dalam Indonesia Leading Economic Forum 2023, Selasa (14/3/2023).

Menko Luhut memang mengakui dia bukan seorang yang ahli dalam penanganan pandemi. Tapi satu hal yang dipegangnya adalah kemampuan manajerial.

"Saya bilang, saya memang bukan epidemiolog, tapi saya punya kemampuan manajemen yang baik. Dan saya bisa tangani ini, akhirnya saya buktikan," tegas Luhut.

Modal awal yang jadi poin pentingnya adalah percaya diri, kata Luhut. Termasuk dalam hal ini adalah membangkitkan kembali ekonomi nasional setelah berhasil menekan angka kasus covid-19.

"Jadi saya pikir itu membawa kepercayaan diri bagi kita. Kalau kita bisa me-manage covid, dan kita bikin ekonomi kita bersamaan dan kita bisa lakukan hal lainnya," bebernya.

 

2 dari 3 halaman

Ekonomi Indonesia Cemerlang

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, di tengah perlambatan ekonomi negara besar, Indonesia dan ASEAN mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dunia.

Bahkan Indonesia disebut merupakan the bright spot in the dark di tengah ketidakpastian global. Di 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tumbuh solid sebesar 5,3 persen (yoy).

Pada sisi pengeluaran, konsumsi masih menjadi kontributor utama terbesar dan kinerja ekspor mampu tumbuh pada angka dua digit. Pada sisi lapangan usaha, sektor utama masih tumbuh kuat seperti manufaktur, perdagangan, transportasi, dan infokom.

"Kalau kita lihat, kinerja ekonomi Indonesia itu tahun 2022 kemarin, dua indikator utama, pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi sekali, 5,31 persen, di sisi yang lainnya inflasi cukup terkendali. Inflasi kemarin di angka 5,5 persen," jelas Susiwijono dalam Rapat Kerja Teknis PROPAM POLRI 2023, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (2/3/2023).

"Dua hal ini yang menjadi nilai lebih kita di mata dunia. Dan dari surveinya Bloomberg, mengukur suatu negara terjadi resesi atau tidak, Indonesia relatif pada posisi paling rendah. Jadi paling jauh dari terjadinya resesi," tambah dia.

 

3 dari 3 halaman

Masih Optimis

Berbagai leading indicator baik dari sektor riil dan eksternal, menunjukkan prospek ekonomi ke depan berada di level yang baik, tercermin dari nilai IKK yang masih optimis, PMI Manufaktur yang konsisten ekspansif, neraca perdagangan yang masih menunjukkan tren surplus selama 33 bulan berturut-turut, dan rasio utang luar negeri terhadap PDB yang masih dalam level aman.

Namun, Pemerintah tetap waspada dan antisipatif dalam menghadai risiko kedepan, mengingat pertumbuhan global diperkirakan masih melambat di tahun 2023. Hal ini terjadi karena berbagai risiko seperti ketidakpastian tensi geopolitik, potensi terjadinya extreme weather, tingginya tingkat suku bunga, dan kebijakan fiskal yang relatif sempit.

Sehingga, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global melambat dari 3,4 persen pada tahun 2022 menjadi 2,9 persen pada 2023.